Kamis, 21 Juni 2012

Sajak Doa Sang Anak


Wahai Allah Semesta Alam
Di bawah rembulan jingga ini aku berlutut
Menghadap Engkau Yang Maha Kuasa dan Esa
Demi mengucap sepatah dua patah doa untuk ibuku

                        Wahai Sang Pencipta siang dan malam
                        Dalam atmosfer yang sunyi ini aku bersujud
                        Mengharapkan kasihMu yang tak terkira
                        Untuk sajak-sajak yang akan kuhaturkan ke hadirat-Mu

Saat awal kehidupanku Engkau sulam
Kau titipkan daku kepada malaikat-Mu yang hebat
Dan Sempurna
Dengan cinta yang begitu besar hampir menyamai cinta-Mu kapada umat-Mu

                        Walau penuh derita, siksa, dan sakit yang menghujam
                        Malaikatmu itu tetap tabah tanpa ada rasa takut
                        Ketika daku menyakitinya dan menyiksanya
                        Ketika Engkau menyempurnakanku dalam dunia semu

Nafas demi nafas ia hembuskan perlahan
Keringat memandikan kulitnya yang halus sehalus sutera
Siksaan yang ia rasakan saat daku ingin bebas
Dari persembunyian mulia yang ia berikan untukku

Jerih payah yang ia curahkan tak tersia-siakan
Setelah melihat aku merdeka
Hadir dalam hidupnya yang tak pernah Kau bahas
Sehingga aku tak tahu dunia apa yang akan kuarungi itu

Namun satu yang kupercaya disaat daku Kau ciptakan
Malaikat-Mu ini adalah malaikat tersempurna untukku yang Engkau punya
Kau berikan ia bahasa kasih yang tak terbatas
Agar aku merasa tenang saat daku dalam ketakutan yang menderu

                        Api cinta yang berkobar dalam rohnya kurasakan
                        Saat daku tumbuh dan berkembang hingga dewasa
                        Menyulut jiwaku tuk berjuang demi melihat ia bahagia
                        Dan kelak kan kubuat bangga ia akan daku

Kini saat senjaku telah menyingsing, lelapku telah menjelang
Kulihat diriku belum lah menjadi sesuatu yang berharga baginya
Daku terpuruk dan terjebak dalam kelamnya dunia
Melupakan segala apa yang ia nasihatkan kepada daku

                        Sesalku yang tak terkira memasungku dalam sarang
                        Yang fana dan hina untukku hidup didalamnya
                        Mengunci segala kebijaksanaan yang Kau bagikan cuma-cuma
                        Dengan malaikat-Mu itu sebagai pengantara kalbu

Namun tak kuindahkan semuanya itu dan malah kubuang
Jauh dalam kegelapan yang penuh retak gigi yang hampa
Waktu kian membuatku meneyesal selamanya
Akan curahan kebaikannya yang tak pernah palsu

                        Wahai Allah Yang Maha Agung
                        Betapa pedulinya Engkau akan aku yang fana
                        KasihMu melalui malaikatMu itu selalu deras mengalir disana
                        Dihatinya yang semulia permata sang ratu


Matahariku mulai padam, seiring dengan benderangnya mata hatinya
Kekelaman suram kini mulai lenyap dengan alami
Sanubari bawah sadarku mulai terbelalak sirna
Membuka lembaran cerita baru tentang daku dan ia

Maha Raja Alam Semesta
Mungkin saja malaikatMu akan kembali kepadaMu tidak lama lagi
Oleh karena habisnya waktu yang Kau berikan kepadanya
Oleh karena tugas mulianya t’lah selesai di dunia hasil buah
tangan-Mu ini

Tetapi bagiku, belumlah sempat kubalas kasihnya
Belumlah sempat daku memberikannya arti
Akan kehadiran diriku di kehidupannya
Padahal inginku ukir dalam hatinya kisahku sebagai prasasti

                        Tolonglah daku hamba-Mu yang tak seutuhnya nyata
                        Percikanlah daku air-air harapan yang pasti
                        Tumpahkanlah waktu yang melimpah kepada dirinya
                        Agar aku mampu menjadikan pribadi ini matahari yang abadi

Raga lemahku ini akan kuperas dalam simponi zaman
Yang mengalun indah bersama dirinya yang sangat kucintai
Jiwa hampaku akan kukurbankan dalam kekal kasihnya
Wahai ibu...

                        Berkas aksara kasihnya tak lekang dalam kematian
                        Walau Dikau kelak memanggilnya nanti
                        Kukan rangkaikan sebuah origami kebahagiaan ‘tuk dirinya
Dan menjadikan relief nan cemerlang dalam jiwanya sebelum ia bersama-Mu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar