Wahai Allah
Semesta Alam
Di bawah rembulan
jingga ini aku berlutut
Menghadap Engkau
Yang Maha Kuasa dan Esa
Demi mengucap
sepatah dua patah doa untuk ibuku
Wahai Sang Pencipta
siang dan malam
Dalam atmosfer yang
sunyi ini aku bersujud
Mengharapkan kasihMu
yang tak terkira
Untuk sajak-sajak yang
akan kuhaturkan ke hadirat-Mu
Saat awal kehidupanku Engkau sulam
Kau titipkan daku kepada malaikat-Mu yang hebat
Dan Sempurna
Dengan cinta yang begitu besar hampir menyamai
cinta-Mu kapada umat-Mu
Walau penuh derita, siksa, dan sakit
yang menghujam
Malaikatmu
itu tetap tabah tanpa ada rasa takut
Ketika
daku menyakitinya dan menyiksanya
Ketika
Engkau menyempurnakanku dalam dunia semu
Nafas demi nafas ia hembuskan perlahan
Keringat memandikan kulitnya yang halus sehalus
sutera
Siksaan yang ia rasakan saat daku ingin bebas
Dari persembunyian mulia yang ia berikan untukku
Jerih payah yang ia curahkan
tak tersia-siakan
Setelah
melihat aku merdeka
Hadir
dalam hidupnya yang tak pernah Kau bahas
Sehingga
aku tak tahu dunia apa yang akan kuarungi itu
Namun satu yang kupercaya disaat daku Kau ciptakan
Malaikat-Mu ini adalah malaikat tersempurna
untukku yang Engkau punya
Kau berikan ia bahasa kasih yang tak terbatas
Agar aku merasa tenang saat daku dalam ketakutan
yang menderu
Api
cinta yang berkobar dalam rohnya kurasakan
Saat
daku tumbuh dan berkembang hingga dewasa
Menyulut
jiwaku tuk berjuang demi melihat ia bahagia
Dan
kelak kan kubuat bangga ia akan daku
Kini saat senjaku telah menyingsing, lelapku telah
menjelang
Kulihat diriku belum lah menjadi sesuatu yang
berharga baginya
Daku terpuruk dan terjebak dalam kelamnya dunia
Melupakan segala apa yang ia nasihatkan kepada
daku
Sesalku
yang tak terkira memasungku dalam sarang
Yang
fana dan hina untukku hidup didalamnya
Mengunci
segala kebijaksanaan yang Kau bagikan cuma-cuma
Dengan malaikat-Mu itu sebagai
pengantara kalbu
Namun tak kuindahkan semuanya itu dan malah
kubuang
Jauh dalam kegelapan yang penuh retak gigi yang
hampa
Waktu kian membuatku meneyesal selamanya
Akan curahan kebaikannya yang tak pernah palsu
Wahai
Allah Yang Maha Agung
Betapa
pedulinya Engkau akan aku yang fana
KasihMu
melalui malaikatMu itu selalu deras mengalir disana
Dihatinya
yang semulia permata sang ratu
Matahariku mulai padam, seiring dengan
benderangnya mata hatinya
Kekelaman suram kini mulai lenyap dengan alami
Sanubari bawah sadarku mulai terbelalak sirna
Membuka lembaran cerita baru tentang daku dan ia
Maha Raja Alam Semesta
Mungkin saja malaikatMu akan
kembali kepadaMu tidak lama lagi
Oleh
karena habisnya waktu yang Kau berikan kepadanya
Oleh karena tugas mulianya
t’lah selesai di dunia hasil buah
tangan-Mu ini
Tetapi bagiku, belumlah sempat kubalas kasihnya
Belumlah sempat daku memberikannya arti
Akan kehadiran diriku di kehidupannya
Padahal inginku ukir dalam hatinya kisahku sebagai
prasasti
Tolonglah
daku hamba-Mu yang tak seutuhnya nyata
Percikanlah
daku air-air harapan yang pasti
Tumpahkanlah
waktu yang melimpah kepada dirinya
Agar
aku mampu menjadikan pribadi ini matahari yang abadi
Raga lemahku ini akan kuperas dalam simponi zaman
Yang mengalun indah bersama dirinya yang sangat
kucintai
Jiwa hampaku akan kukurbankan dalam kekal kasihnya
Wahai ibu...
Berkas
aksara kasihnya tak lekang dalam kematian
Walau
Dikau kelak memanggilnya nanti
Kukan
rangkaikan sebuah origami kebahagiaan ‘tuk dirinya
Dan menjadikan relief nan
cemerlang dalam jiwanya sebelum ia bersama-Mu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar