Kamis, 21 Juni 2012

Kudapan Kematian


Langkah demi langkah kulalui dengan hati-hati
Takut ku menginjak duri-duri cinta yang bertebar
Tak karuan di tengah jalan hidup yang kian lama kian basi
Walau wajib hukumnya untuk kita nikmati dengan sabar

Sekuntum demi sekuntum bunga jatuh dari pohon kehidupan
Oleh karena benalu yang menggerogoti dir’nya selalu
Namun kekokohan akar kasih yang menjadi landasan
Membuat Sang Pencipta memberikannya kehidupan yang baru

Goresan demi goresan luka di pipiku mulai menghilangkan ketampanan
Bak luka cambukan Kristus yang berlimpah ruah oleh karena kasih
Kutepiskan rasa pilu dan penat di setiap darah yang mengalir daripadanya
Demi engkau hidup dari api yang membara di rumahmu kini

Kenangan demi kenangan datang menghampiriku dengan senyum
Saat kulihat engkau tergeletak lemas didalam gendonganmu kini
Mata indahmu yang tertutup manis kini tak mampu kau buka
Walau kuhentakan dirimu dengan kekuatanku, walau air mata di pipi membanjiri

Kelam dan sunyi, itulah hari demi hari yang kulewati tanpa engkau
Bak seroja yang tumbuh di sebuah pemakaman yang mulai digerogoti oleh ngengat
Diriku merasakan masa yang menganiaya batinku, dan masa yang mengoyak jiwaku
Yang terkadang membuat aku menyesal tak bisa mengembalikan waktu dengan sebuah alat

Tetes demi tetes hujan yang menghajarku dari langit
Tak membuat telapak kakiku terangkat setengah mili pun dari tanah
Untuk pergi meninggalkan tempat awal kita berjumpa disini
Demi berjumpa dengan kau yang mungkin tak kan pernah kembali selamanya

Detakan demi detakan jantungku perlahan lelah bertabuh di dalam dadaku
Beratnya tubuhku tak mampu kuseimbangkan oleh kekokohan kakiku
Setelah lebih dari berhari-hari langkahku terpaku disini dalam hujan dan panas terik
Sampai membawaku kepadanya yang telah berada di alam yang tak dapat kugapai

Arwah yang keluar dari tubuhku bak cairan yang melayang di udara
Tanpa sentuhan angin yang mampu membawanya pergi entah kemana
Ringan rasanya kini jiwaku bebas dari tubuh duniaku yang fana ini
Kudapatkan diriku bisa ke kahyangan menyusul separuh jiwaku yang sudah ada disana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar