Jumat, 01 Maret 2013

Nestapa Kesunyian



Wahai relung belulang malam
Dengan kelam
Yang tak berhingga menembus angkasa
Ditemani bulan merah padam.
Meratap tilas langit yang menyeruak

Awan hinggap di sisi-sisi gelap
Terbengkalai diinjak sang bintang
Kala itu, angin berdesis
Layaknya ular purnama di pematang
Menghapus setiap goresan keheningan yang tercipta

Sayang, kalong –kalong penari malam itu hilang
Ditelan goa kemarut yang pucat
Sayang, kemerlap kunang-kunang
Tak lagi gemerlap

Sedan tiada henti memangku kesunyian
Saat jiwa tiada lagi bertubuh, sendiri…
Terpeluk bekunya sepi yang mematikan
Terbelenggu pikiran,
Dicampur dengan segelas kenangan

Yang mana, beling-belingnya terkelupas
Menusuk setiap pori merah jantung
Merenggutku dari kehidupan

Ya, bulan merah padam.
Berbagilah nestapa ini, bersama gerombolan itu
Gerombolan tetaburan cahaya
Di kaki angkasa

Berbagilah nestapa denganku,
Agar tiada nelangsa mencabut jiwa ini
Tiada pedih terbekas
Kepedihan dari sang bidadari
Bidadari pengkhianat, yang bernama cinta

Yogyakarta, januari 2013

Pelataran Senja



Dibawah bebayang senja
Para jagung itu termenung
Membisu dalam kehijauan yang elok
Ditemani semilir angin penari

Permadani hijau terbentang
Mengelilingiku dibawah langit kuning langsat
Berlarian dikejar capung-capung manis
Sahabat para kunang-kunang gemerlap,
pengejar pelupuk sore yang lembut

Awan tergores elok di kanvas langit
Terlukis indah oleh Sang Maha Kuasa
Semburatnya tergantung indah di atas sana
Memayungi ladang jagung, tanah Kebumen ini

Panorama manis senja mengecup retinaku dengan lembut
Membentang terbujur di garis pandangku
Biru berpadu ungu bermandikan dengan cahaya surya yang tenggelam
Membuat langkahku membatu, kala langit terlukis indah seperti itu

Cahaya langit terbelah-belah
Menari indah berputar menembus sang awan yang terhapus gelap
Siluet perbukitan terpampang anggun melatarbelakangi kanvas itu
Dengan ladang jagung bermandikan pelita kekuningan

Ingin kutidur di penghujung langit
Melayang diatas hamparan hijau
Berbantal bukit tumpul, lalu menengadahkan kepalau ke angkasa
Terpesona aku, oleh indahnya langit di atas tanah tumpah darah ini
Tanah Nusantara. Indonesia

Kebumen, 20 Januari 2013

Selasa, 05 Februari 2013

Kunamai Hari ini: “Rally on Merapi Foot”


27 Desember 2012

Dana yang keluar:
1.       Masuk Daerah wisata Kaliurang 3000 per orang
2.       Parkir 2000 untuk motor, 4000 untuk mobil
3.       Tour dengan Jeep Rally 250 ribu per tur pendek. (5-6 orang)
4.       Total dana: 52 ribu per orang.

06.30 Awal Petualangan
                Diawali dengan sang surya yang menyembul di timur kota ini. Kota Yogyakarta. Kota seribu tempat wisata yang merupakan kota tempatku menempuh ilmu juga. Di kota inilah beberapa petualanganku lahir. Walau di tengah-tengah kesibukan kuliahku, aku selalu sempat berlibur ke beberapa tempat wisata. Tempat wisata yang menggambarkan bagaimana indahnya dan surgawinya negeri khatulistiwa ini. Negeri Indonesia.
                Pagi itu, adikku berteriak kencang dari bawah tempat tidurku.
“MAMASSS!” teriaknya seperti biasa. Teriakan yang justru aku rindukan selama satu semester berpisah karena ia masih sekolah di Cikarang.  Karena asalku Bekasi.
Dengan protes berat aku bangun. Maklum dengan tidur lewat tengah malam, pagi ini aku harus pergi ke kaki Merapi. Gunung teraktif di negeri ini.
Aku lihat tempat tidur sekitarku. Dan kosong. Apa?? Kosong? Pikirku. Hanya selimut dan bantal yang bisu menertawaiku. Jelas. Pagi ini, yang lainnya sudah sarapan di sebuah vila di kaliurang atas. Vila yang kami sewa sekeluarga. Omah Jawi.
Keluarga besar dari ayahku sedang berlibur di Yogyakarta. Semua berkumpul, dan berjalan-jalan bersama. Ya, itulah rutinitas kami setiap liburan natal. Bersenang-senang!
Aku segera saja mandi, dan mencuci mukaku. Untuk menghilangkan segala kantuk yang masih merasukiku. Tetapi saat menyentuh air gunung yang super dingin, aku mengurungkan niatku untuk mandi. Dan akhirnya aku benar-benar tidak mandi.
Tidak mandi sudah biasa. Sebab kalau di kaliurang atas, setiap detiknya kita sudah mandi dengan embun-embun yang membasahi kulit kita.
Segera saja aku sarapan. Sarapan yang enak demi mengisi tenaga untuk berpetualang hari ini. Rencana, kami sekeluarga besar ingin berlibur ke kaki Merapi. Ya, sebuah tempat yang ekspektasiku hanya biasa-biasa saja. Sebab, seringkali aku ke kaliurang , dan mendapati Merapi yang masih jauh. Aku pun tidak tahu bagaimana jalan ke tempat wisatanya selama satu tahun menetap di Jogja.
Perjalanan kami pun dimulai. Lima mobil melesat ke arah Merapi, dari villa yang kami tempati tadi. Hanya sekitar lima belas menit ternyata.
Selam di perjalanan, ada beberapa bangunan  bekas terkena egek letusan Merapi menyambut kami. Mereka terdiam terbata menatap sang gunung penguasa kota ini. Hingga kami temui sebuah bukit di sebelah kiri perjalanan kami. Bukit yang hijau itu dipenuhi ilalang dan rumput hijau yang membentang. Ditumbuhi pohon yang tak berdaun, dan menatap kami dengan senyum cakrawala berada di baliknya.
 Setelah mengarungi perbukitan di samping kiri kami, lima belas menit kami akhirnya sampai di hadapan Mahakarya Tuhan di utara Kota Yogyakarta. Kami berada di kaki Merapi. Sebuah tempat yang mampu membuatku tercengang. Sebuah kaki gunung yang mampu membuat bola mataku meleleh akan kemegahannya. Ia berdiri disana, di antara awan bulu putih. Berbalut hijaunya rimba bercampur cokelat manis sang pasir.
Udara sejuk menyapu rambut kami semua, saat menginjakkan parkiran berpasir. Aku tersenyum saat memandangi panorama surgawi di kaki gunung. Hutan menguliti kaki gunung itu, pohon-pohon menari indah seiring dengan hembusan angin. Dan langit yang dipenuhi warna biru terang menjadi atap kami di pagi hari  ini.
Kulihat awan bertekuk lutut indah di tilas langit. Terukir unik, ibarat potongan gambar dari sebuah kreasi potongan kertas lengkung. Tergantung indah di angkasa, dan tersenyum, seolah mengatakan: Selamat datang di Merapi!
Kami pun langsung berfoto ria bersama awan. Walau kamera yang kugunakan hanyalah kamera handphone, namun hasilnya cukup bernilai, karena setiap dari gambar berukuran kecil ini, memiliki sebuah nilai pengalaman yang besar. Sebuah foto yang membawaku kembali ke petualangan hari ini nantinya.
Pertama-tama, kami cukup bingung memilih jalan, atau naik jeep rally. Sebab, kami tidak tahu seberapa jauh jarak untuk ke kaki gunung Merapi. Pernah terjadi perdebatan akibat ketidaktahuan kami. Kami melihat mobil yang ingin naik ke atas, padahal kita sudah terlanjur di parkir di tempat ini. Dan kami mengira bahwa kita bisa membawa mobil sampai atas. Sampai salah satu tukang parkir memberitahu kami tidak bisa membawa mobil kami ke atas, sebab medan  yang ditempuh sangat sulit, dan cukup bahaya.
Kami pun akhirnya memutuskan untuk bertanya ke tur rally yang ada di dekat parkiran. Orang disana menjelaskan bahwa ada tiga jenis tur yang ada dalam pelayanannya. Yang pertama, tur 1 jam. Yang kedua adalah tur 2 jam, dan yang ketiga tur 3 jam. Karena aku tidak mengetahui bagaimana jenis-jenis turnya aku tidak tahu, tetapi sekilas dari poster yang kulihat, pengalokasian tempat yang dikunjungi sebagai berikut:
1.       Tur satu jam: Kaliadem, Batu alien, Kaki Gunung Merapi
2.       Tur dua jam: Kaliadem, Batu alien, Kaki Gunung Merapi, Sebuah Desa yang terkena lahar
3.       Tur tiga jam: Kaliadem, Batu alien, Kaki Gunung Merapi, Desa terkena lahar, Makam Mbah Marijan

Kira-kira seperti itu perincian yang ditawarkan. Dan akhirnya karena pengaruh harga, dan jumlah orang yang mau ikut terlalu tinggi, maka kami memutuskan untuk tur yang satu jam. Dan lima buah jeep rally dipersiapkan.
Pertama kali aku mengira, jalanan di sepanjang jalan sudah aspalan semua. Namun kenyataan yang kuterima berbeda.
Sebelum memulai perjalanan kami, kami sempat meributkan tentang pembagian jeep. Sempat aku ditaruh di saudara-saudaraku yang kecil, untuk menjagai mereka. Aku pun bersedih, karena aku sebenarnya ingin sekali menikmati tur ini bersama saudara-saudara yang sudah sebaya denganku. Namun untungnya, aku pun berhasil melaksanakan tur ini sejeep dengan saudara-saudara sebayaku. Dan perjalan menarik pun dimulai dari detik aku menaiki jeep itu! Let’s ride!
Jeep yang kutumpangi berwarna hijau tua, dengan spion keras, dan cukup besar. Ban raksasanya menggilas setiap kerikil yang ia lewati, dan tampilannya yang kuno eksotis membuat kami tampak seperti backpacker sejati yang siap mengarungi medan petualangan kami.
Kami pun berfoto ria di sepanjang kami mempersiapkan perjalanan kami. Sayang ada beberapa saudaraku yang tidak ikut. Tetapi tidak apa 5 jeep dengan full keluarga besar dari kakek ayahku siap berpetualang pagi ini.

08.25. Welcome to Merapi
Jeep berjalan. Supir jeep telah menyalakan mesin jeep, dan menggas jeep tersebut. Dan petualangan ke Gunung Merapi siap dilaksanakan.
Kami bersorak bergembira, hingga kami meninggalkan keramaian parkiran dan tempat istirahat awal.
Jeep membawa kami ke sebuah jalan kecil. Dan masih beraspal. Namun saat kami sudah sampai di sebuah pertigaan, kami mengambil jalan kecil, berpasir dan berbatu. Aku tidak tahu jalan itu jalan apa sebenarnya. Tetapi yang jelas, sebuah jalan offroad siap menyambut kami.
Benar saja. Ilalang kuning kehijauan menghiasi jalan kecil berpasir itu. Dan lama kelamaan, kami menyadari bahwa ada sebuah turunan curam di hadapan kami. Turunan yang membawa kami ke sebuah kali bekas lahar dingin Merapi mengalir. Kaliadem. Kali yang sangat lebar, dan dalam.
Dasar sungai yang kini mengering dan berpasir itu menyambut kami pagi ini. Beberapa dari kami berteriak penuh gembira saat melihat kenampakan alam pertama kaki gunung ini. Kali itu bagi orang yang selalu memandang kepadatan kota menjadi cicipan pertama pandangan kita. Namun bagiku yang sudah pernah ke salah satu kali di kaliurang, merasakannya biasa saja.
Tetapi, karena aku terlarut dalam kegembiraan bersama para saudaraku yang dominan dari Jakarta, aku pun merasakan suatu perjalanan offroad yang luar biasa. Kami berdiri di atas jeep, menikmati tebing-tebing berhiaskan lumut yang tinggi menjulang. Batu-batu sungai yang menghiasi perjalanan kami pun tersenyum senang melihat canda tawa kami.
Jeep kami bergoyang tak karuang, membuat kami terombang-ambing di atasnya. Dengan berpegan kedua tangan, aku tidak sempat mengambil gambar saat di kali itu, sebab jalanannya benar-benar membuat kami harus menjaga keseimbangan kami. Namun kunekatkan diri, untuk mengambil gambar dengan kamera Canon punya saudaraku, dan hasilnya pun lumayan bagus.
“Mas, lihat belakangmu!” seru saudaraku yang masih berusia 12 tahun. Laki-laki berkulit hitam, dengan kelopak mata cembung, dan hidung yang sedikit pesek. Rambutnya yang terkulai lemas di atas kepalanya pun tersisir angin dengan rapi.
Aku bersama beberapa saudara yang lainnya pun serentak menoleh ke belakang, dan Oh my God! Singgasana megah khas Merapi terpajang gagah di ujung pandangan kami. Bila kudeskripsikan Merapi pagi itu mungkin keadaanya seperti ini.
Merapi seolah terbelah menjadi dua pola, yang di sebelah timur ialah lereng dasar Merapi nan hijau. Dilapisi oleh pohon-pohon menjulang, dan lelumutan, serta ilalang-ilalang tinggi. Belum di tambah suasana hijau pemandangan sekitar Merapi, dan sungai besar yang terbentang luas menyebar ke segala arah dari gunung itu.
Sedangkan sisi kiri Merapi dari sudut pemandanganku ialah pasir cokelat, dan pasir abu-abu yang melapisi puncak lereng itu. Namun sebagian kecil dari lereng atas Merapi terbalut dengan awan putih seperti bulu biri-biri. Langit biru terang membentang, sebagai latar belakangnya. Alas hijau terjabar dalam bentuk sawah, hutan-hutan kecil, dan lapisan lumut yang melumuri tanah sekitar gunung itu. Walau tidak terlihat cukup jelas, namun keindahan Merapi saat itu cukup untuk sebagai hidangan pembuka mata pagi ini.
Setelah melepas offroad di Kaliadem, kami menaik sebuah jembatan aspal yang rendah. Kami menyebrang kali itu, dan tepat di ujung seberang jembatan itu, kami berhenti sejenak. Walau jarak terhadap Merapi lebih jauh, namun Merapi tampak lebih anggun jika dilihat dari jarak sejauh ini.
Kami berhentu menikmati pemandangan tebing kali tersebut, dengan Merapi nun jauh disana berada di tengahnya. Waktu itu awan membuka wajah sang puncak, namun hanya beberapa saat kami berfoto saja. Setelah tiga foto terakhir, awan berbulu itu menutupi puncak lagi.
Setelah kami beristirahat sejenak dengan berfoto ria, kami pun langsung menaiki jeep kami untuk menempuh perjalanan kami selanjutnya. Dengan melewati bekas desa yang pernah terkena awan panas, kami merasakan suasana hening yang mencekam. Bangunan dan reruntuhan bangunan itu menatap kami penuh kesedihan. Seolah cerita mengenai bagaimana awan panas itu kemari beberapa tahun silam, tersampaikan melalui kesedihan yang tampak dari bangunan itu. Hanya sesaat saja saat melewati reruntuhan bangunan itu, sebab, bangunan ini adalah sisa peninggalan bangunan sebelum erupsi Merapi tahun 2006. Karena yang pada saat 2010 waktu itu ke arah barat. Walaupun begitu keadaan haru dan sedih menyentuh benak kami saat melewati reruntuhan bisu tadi.
Tak lama kami mengarungi ladang ilalang, dan tebing-tebing kecil, kami pun akhirnya melewati sebuah padang pasir yang ada di tenggara tempat awal kami tadi. Padang pasir yang penuh dengan rumput-rumput tumbuh karena reboisasi alami. Disana terjabar luas pemandangan sekitar Merapi. Teramat luasnya padang itu, mampu menyimpan berbagai warna panorama. Pertama, jelas Gunung Merapi makin dekat terlihat dari titik itu, kedua ialah, bebatuan yang terletak di timur laut padang pasir ini. Ketiga adalah Green Canyon kecil yang terbuat di sepanjang kali dekat situ. Lelumutan yang melapisi lapisan tebing kali itu membuat kali itu seolah seperti canyon, dank arena lumutnya berwarna hijau, jadi seperti Green Canyon. Belum lagi kelok-kelokan halus di sepanjang selusur sungai itu, yang membuat lapisan tebing itu indah terlukis disana. Lalu ada hutan kecil di seberang sungai. Hutan kecil itu terdiri dari pepohonan pendek yang berjajar rapi karena reboisasi non alamiah. Para penduduk warga pun yang menanam tanaman itu.
Foto 1.1 Saat bersama-sama diatas Jeep.
Uniknya lagi, salah satu tujuan kita kemari adalah karena sebuah batu yang jatuh dari lereng Merapi. Batu yang unik, yang menyerupai ukiran wajah manusia. Batu yang dinamai oleh warga setempat: Batu Alien.
Batu Alien itu berdiri tegap di antara lautan pasir. Dengan berbagai panorama di sekitarnya. Batu itu dipasang di sebuah area tertentu, dengan dibuat juga gapura dari kayu. Gapura kecil tempat kita masuk dan menikmati bukit kecil pasir dan batu itu, dihiasi oleh tengkorak hewan-hewan korban erupsi tahun 2010. Sungguh membawa perasaan mencekam, namun sangat indah untuk dinikmati.
Foto 1.2 Bersiap melanjutkan perjalanan ke singgasana Merapi.
Kami tidak bisa menikmati panorama itu terlalu lama, hal itu disebabkan oleh karena waktu yang terbatas pada tur kami kali ini. Sehingga dengan waktu yang singkat, kami pun segera melesat ke suatu tempat dimana Maha Karya itu terlihat dengan jelas. Tempat pandang Merapi.
Untuk mencapai daerah yang menjadi titik puncak perjalanan kali ini, kami melewati pinggiran kali, dan beberapa hutan kecil. Kami mulai mendekat dan terus mendekat ke arah gunung teraktif ini. Hingga kami menemui padang pasir kembali. Padang pasir yang letaknya kurang dari 4 kilometer dari puncak Merapi. Super menakjubkan pemandangan di tempat ini.
Tidak hanya menikmati pemandangan gunung indah itu, melainkan seluruh wajah Kota Yogyakarta pun terlihat. Dihiasi awan yang indah. Awan yang tertenun dalam atmosfer. Belum lagi berbagai panorama yang tercipta disekitarnya. Akhirnya kami pun menginjak tanah surga Yogyakarta. Kaki Gunung Merapi. Dan berikut salah satu bagian dimana saya menaiki sepeda motor offroad dibawah lukisan langit yang indah.
                Foto 1.3 Disaat bersepeda motor di kaki gunung.
Di hadapan sisi satunya terdapat pemandangan kaki gunung yang hijau, dan megahnya Gunung Merapi. DIhitari pemandangan kali yang bertebing tinggi, pepohonan cemara, dan bukit yang hijau membuat mata terasa sejuk sekali. Awan kala itu benar-benar tidak bersahabat. Ia menutupi eloknya tubuh Merapi kala itu. Ya berikut kurang lebih pemandangan yang bisa saya dapatkan dari sana.
               
Foto 1.4 Bersama Sang Fenomenal dari Yogyakarta.
Setelah puas menikmati panorama menakjubkan di Merapi ini, kami melewati lautan pasir menuju sebuah rumah dimana di rumah itu terjadi peninggalan sejarah meletusnya Merapi tahun 2010. Ya, letusan mahadahsyat itu terkenang abadi dalam benda-benda yang tersimpan disana.

Berikut adalah penggalan foto yang menggambarkan benda-benda tersebut.
(Foto masih di dek kio)
Beberapa warga menjaga rumah peninggalan sebuah keluarga yang hancur tersebut. Disana terdapat foto-foto using, sendok-sendok bengkok, bangkai sepeda motor, bangkai seekor sapi ternak, jam saat meletusnya merapi yang rata dengan dinding, lalu uang yang lebur, dan beberapa perabotan rumah lainnya. Sungguh mengesankan karena mampu merasakan aura kesedihan yang luar biasa jika memasuki rumah tak beratap itu.
Karena sungguh dahsyatnya Merapi kala itu, ternyata ada sebuah kisah persahabatan yang diceritakan sekilas oleh seorang penjaga rumah itu.
“Waktu meletusnya Merapi tahun 2006, ada sepasang sahabat yang terjebak saat  meletusnya gunung itu. Seorang diantaranya tidak selamat karena terlebih dahulu terkena salah satu awan panas, yang satunya selamat karena berada di bunker. Namun karena kurang beruntung, bunker tersebut ternyata ditimpa oleh bebatuan dari Merapi. Sehingga saat awan panas menyapu daerah itu, sahabat satunya terpanggang oleh awan panas itu, menyusul sahabat yang satunya. Dan salah satu dari mereka adalah teman saya.”
Membayangkan cerita itu, sungguh membuat fantasi liarku menggambarkan apa yang terjadi. Aku sempat berpikir, betapa panasnya berada di dalam bunker yang digilas oleh awan panas. Seolah, kita benar-benar terpanggang dalam sebuah oven. Dan rasanya pasti menyakitkan.
(Semoga arwah para korban Merapi yang tertulis dalam cerita ini dapat diterima disisi Yang Maha Kuasa, dan diberkati selalu dalam kuasa-Nya.)
Kemudian segera itu, kami kembali lagi ke penginapan kami. Dan merasakan petualangan yang seru kali ini. Berharap lain kali bisa ke tempat ini bersama orang yang dikasihi.


Senin, 03 September 2012

Hectic days begin.




                Hey guys, hari ini gue dapet sesuatu berharga yang baru gue rasain dalam hidup gue. Yaitu.. tetereetet… Naik transjogja dengan mpet-mpetan.. haha.. Sesuatu banget gitu loh bagi gue yang notabene suka jalan-jalan pake motor sendiri ato gk mebeng temen.. tetapi dibalik jiwa mebengers gue ini, gue penyepeda dan pejalan kaki lovers.. Kalo jaraknya gak jauh-jauh amet, sekitar satu kiloan mendng gue jalan atawa naik sepeda.. Tetapi klo jaraknya 2-3 kilo naik sepeda.. klo lebih dri 3 kilo mebeng huhuhu.. gue disini cuma dianegerahi sepeda.. tetapi lumayan, love bike is healthy habit!
                Okay begini kasus mpet-mpetan itu terjadi.. Jadi hari ini adalah hari pertama gue kuliah. Nah dari jam 8 subuh ( itu masih subuh kalo masa liburan gue hehe.. emang dasar burung hantu..) gue tuh udah siap siap kuliah.. Nyaris telat.. gue gak mau lagi diomelin gara-gara telat.. bukan karena dosennya bro, tetapi sama nykap gue  dikala gue liburan…  Gue sering keceplosan ngomong sering telat gara-gara sharing nulis ke temen2 nyokap gue.. huhu..(ngomong-ngomong buku pertama gue Serenade Mimpi telah menembus angka 97 loh terjualnya, masih ada 8 lagi ini.. doakan ya laku lebih dari seratus.. kalo mau pesen bisa hub gue, atau datang aja ke nulisbuku.com )
                Nah saat jam 7 subuh udah bangun, gue liat jam.. ahhh. Masih jam tujuh.. gue tidur lagi.. Terus alarm gue yang super kenceng bunyi! (Sampe klo tidur bareng temen2 gue, temen-temen gue itu afal nada pertama alarm gue.. dan langsung melek ngematiin tuh alarm karena kuencengnya bukan main..) Akhirnya alarm tuh gue matiin dan gue bangun pada jam 8.15… pada jam itu gue belum niat beranjak dari tidur dan masih mengumpulkan nyawa disana. Setelah itu gue baru bener-bener bangun jam 9 kurang 15, sedangkan jam setengah 10 gue udah ada kelas dengan guru yang tidak boleh ditolerir telatnya.
                Gue pun mandi buru-buru, lalu makan dengan santai (kalo buru-buru kesedak nanti.. hehe), terus ganti baju dengan buru-buru, dan mengayuh sepeda dengan buru-buru. Karena gue anak teknik fisika, dalam keterburu-buruan gue itu, gue sempet menghitung berapa kelajuan, waktu yang gue gunakan dan jarak yang gue tempuh dari rumah ke kampus. (masih sempet aja.. kwkwk tapi bener ini hasil estimasi kelajuan saat kondisi gue hampir telat)
                Jarak = kurang lebih 2 km
                Waktu = 476 detik (tanpa kena lampu merah sekali pun hehe.. hoki juga nih)
                Berarti kelajuan gue = 4.201680672 m / s, cepet juga ya hehe.. sekali-kali coba ikut olimpiade ah.. pasti gue kalah wkwkwk ya jelas lah..
                Lalu gue ternyata kuliah pertama agak telat, udah gitu cepet banget lagi gak ada satu jam, padahal jatahnya 2 setengah jam.. habisan dosen gue pusing anak-anaknya dikasih soal pada nge-blank semua.. ya jelas lah.. namanya juga baru awal-awal masuk kuliah bu,, hehehe :p
                Lalu selang 2 jam gue pake dengan rapat ospek jurusan bersama teman-teman lainnya, walau hanya menjadi humas, tugas gue clear dan sempet merembet-rembet ngebantuin danus sama ibadah.. Jadi gue mending dateng dan mendengarkan perkembangan acaranya.. Saat perkembangan acara, gue yang lagi gak enak badan sempet melerin ingus berkali-kali.. ya maklum lagi sakit ini.. huhuhu L  tapi untung (moga-moga) gak ada yang ngeliat ingus gue meler dan gue mainin kaya bo di shincan hahaha.. yang terakhir ini bohongan lo..
                Terus gue masuk kelas lagi jam 1 siang.. jam harusnya praja muda bobo siang (karena malam2 begadang wkwkwkk..) dan dosen gue yang satu ini sangat lah asyik… Dosen yang paling gue favoritin dalam hal memotivasi dan mengajar di kelas, dia adalah Mr. G.. Ya Mr. G ini selalu mengajar dan memotivasi anak muridnya bahwa bersyukur bisa masuk UGM.. Dahulu kala sebelum negara api menyerang, hehehe :p, kita susah sekali masuk ke UGM.. tetapi setelah masuk ada yang malas-malasan kaya gue, walau sedikit sih.. hehe.. tetapi memang bener kuliah itu pasti ada titik dimana kita mengalami kejenuhan.. Nah tetapi beberapa mahasiswa ada yang malah bermain-main dll.. Ya mungkin memang mereka hebat di bidang lain, tetapi setidaknya hasil akademiknya harus cukup dan mengerti apa yang mau mereka lakukan setelah masuk jurusan gue ini.. Semangat guys! We’re the choosen one in here! J
                Padahal gue sedikit putus asa kenapa tadi pagi disambut oleh listrik-listrikan, tetapi dosen siang ini telah menurunkan beberapa malaikat surga yang mencerahkan pikiran gue.. Walau gue gak suka listrik-listrikan, tetapi dalam kedepannya gue akan berhubungan dengan ini, jadi ya harus mau gak mau, terpaksa, gak terpaksa, gue harus mempelajarinya.. Tetapi bukan karena mau atau terpaksanya, kata dosen gue ini the best engineer is the engineer who have big curiosity inside him! Dan benar rasa ingin tahu gue tentang apa sih teknik fisika itu semakin lama semakin tinggi dengan munculnya mata kuliah-mata kuliah seperti elektromagnetika, optika, dan lain sebagainya..
                Hari ini seolah dosen itu merubah cara berpikir gue yang dari dulu pengen banget masuk teknik sipil.. sipil tuh enak, banyak proyek yang jelas, dan memenagement biaya untuk sebuah proyek itu.. Gue suka hal-hal kaya begitu, tetapi ada sesuatu yang berbeda yang ditawarin di teknik fisika.. Sesuatu yang fantastis yang selalu keluar dari kisah-kisah dosen  di setiap pertemuannya.. Sesuatu yang gak pernah diketahuin orang awam, sesuatu yang berhubungan dengan teknologi masa depan.. Dan gue merasa itu adalah tantangan.. dan gue seperti terlahir untuk mencari tahu jawaban dari tantangan itu..
                Lalu kuliah yang penuh semangat itu gue ikuti dengan baik, namun disela-sela kuliah tiba-tiba..
NGrroooOOOkk… selang berapa detik.. NGgroooooOOOK.. berulang dan terus berulang.. gue baru sadar temen yang gak jauh dari gue tidur dengan indahnya.. Namanya si M… Dia salah satu orang yang jago pemograman di kelas gue tetapi entah mengapa ia tertidur dengan pulasnya.. Lalu pas dosen gue ngejelasin tentang pancaran radiasi yang tertahan dengan kabel koaksial yang biasa dipakai buat antenna, langsung nyadar tuh si M tidur…
                Mr G = Lapisan konduktor yang ada diantara kedua isolator ini akan menahan bocornya radiasi dari konduktor yang berada di tengah..
Si M = NggGrooookkk
Mr G =Lalu  seperti cermin ia memantulkan sehingga radiasinya tidak akan bocor ke dunia luar…
Si M = NggGrooookk..
Mr. G = tentunya radiasi itu bukan radiasi yang sedang kita dengar saat ini..
Tawa kelas pun pecah, tawa gue yang dari tadi gue tahan langsung meledak.. Hahahahahahaha.. ada-ada aja nih guru.. itu mah bukan radiasi pak, itu namanya NGOROK! Wkakakak.. :p
Si M pun celingak-celinguk kebingungan apa yang diketawain temennya.. hehehe.. sabar ya M.. Upahmu besar disurga memberi keceriaan di tengah keseriusan kami hehehe :p
Pulang kuliah, gue sama Haidar langsung chao ke tempat gue.. tadi pas rapat acara si Haidar – sahabat gue yang dari awal masuk ini – iya, iya aja pas diminta duet biola bareng gue…
Gue : Woi dar.. lo main iya-iya aja lagi suruh duet biola Hymne Gadjah Mada sama Indonesia Raya.. Siapa yang aransemen tuh?
Haidar : Hehe.. ya udah gampanglah, tinggal main aja kali hehehe…
Gue : Astaga! Lu gak inget kita duet terakhir kali..
Sesuatu yang memalukan terjadi pas duet gue sama haidar pertama kali.. Main Canon In D.. Bagus sih bagus.. tetapi tiba-tiba karena semi outdoor angin yang bertiup kencang nerbangin partitur gue sama dia, alhasil demi mempertahankan pertunjukan haidar menahan dengan tangannya, dan gebleknya haidar tuh nutupin pas lagi bagian yang gue mainini..AAAARRGGHH.. Gue yang gak hafal pun langsung terdiam, dan melihat tuh bocah nyengir-nyengir gimana gitu. Terus penonton pada terbahak-bahak melihat aksi kocak gue dan dia saat tampil duet pertama.. Ya itulah alhasil lupa bawa penjepit kertas partiturnya.. huhuhuhu.. tetapi aksi kemudian berlangsung dengan meriah dan banyak tepuk tangan sih.. hehe
Haidar : Tenang kali ini gak bakal pake partitur..
Gue : Oh ya??
Sampe di rumah gue, hal itu beneran terjadi, gue dan haidar berhasil membuat sebuah duet dua lagu sakral itu dengan harmonisasi yang pas..(menurut kami berdua sih hahaha… :p) dan hanya mengandalkan feeling saja kita pun siap tampil sabtu besok.. doakan yah… kawan..
Setelah itu, jam 5 gue ada rapat lagi di margasiswa, sebuah gedung pertemuan mahasiswa katholik di Jogja ini. Gue telat karena gue latihan sampe setengah 5, dan gue naik bus langsung dari depan happup ringroad ke kridosono.. Karena dari kridosono tuh pas ganti bus lama banget, gue akhirnya jalan.. Cukup deket sih, tapi lumayan capek hehehe… maklum udah lama gk jalan sejauh itu.. hehe.. alhasil gue telat 24 menit dari jam kumpul.. wadooo.. maaf ya kawan lama banget tadi nunggu trans jogjanya ampe ngobrol sama yang jaga.. hehe
Pas udah sampe, kenalan dan sebagainya, sharing, dan ice breaking… Dan pas laig mendengarkan jadwal selanjutnya gue kaget, ternyata jadwal gue di persiapan retret ini bentrok sama kegiatan UKM gue.. (retret adalah sebuah kumpul, refleksi diri, dan sharing dalam doa demi perubahan hidup dan tampil kembali dengan jiwa dan semangat yang baru).. Kacaaauuu.. gue mau gak mau harus selang-seling izinnya… Soalnya gue pengen lat orkes juga (karena belom jago, n blom bener main biolanya), tetapi gue juga pengen jadi fasilitator retret nantinya.. Parah.. kenapa ini semua terjadi Tuhan? Apa salah hambamu? Huhu *lebai* wkwkekek
Nah pulang, ini dia yang baru menarik… Gue nunggu lumayan lama di halte dpn galleria, dan rumah sakit Bethesda.. gue juga lupa bawa novel yang biasanya gue baca klo lagi nunggu gini.. gue paling gak suka nunggu tanpa aktivitas baca atau ngobrol, alhasil, gue ngbrol lagi sama mas penjaga haltenya.. hehehe lama-lam kenal satu per satu dah tuh tukang haltenya.. jujur namanya gue lupa nanya, tetapi untuk ukurannya dia masih muda, ramah.. (orang jogja gitu loh! Ramah-ramah klo disapa dengan halus)..
Gak lama ngbrol sama tuh penjaga sebab gue nemu buku yang bisa dibaca di tas gue, tulisannya dikit namun berarti banget.. itu buku retret gue zaman gue bru masuk UGM.. disana terpapar banyak kelemahan gue, bagaimana cara mengatasinya, dan tindakan konkret di tahun-tahun kedepannya.. Gue baru sadar, ada beberapa yang belum gue perbaiki huhuhu, jadi ya mungkin tahun depan akan gue perbaiki kelemahan2 gue ini..
Nah, pas bus datang gak penuh, masih dapet tempat duduk, tapi gue di halte berikutnya harus ganti trayek yang 3b biar ke arah condong catur.. ya gue turun, nunggu lagi.. gak ada 5 menit, akhirnya bus datang.. Gila gue kaget, shock, dan kencing berdiri (tapi guru gue tetep kencing di toiletnya masing-masing hehe, tenang aja gak lari-lari kok kaya peribahasa..hehe)
Gila mpet-mpetan banget dah.. terpaksa gue naik itu daripada nunggu lama lagi… ya sudah akhirnya gue naik dan merasakan jadi anak bus kota sehari dan beberapa hari ke depan.. huhuhu semoga teman gue ada yang bersedia memberi tebengan di lain hari.. huhuhu alhasil doa gue terkabul.. Gue inget tadi ketua retretnya nawarin gue untuk bareng gara-gara rapatnya bakal sampe malam beberapa hari ke depan..Yeaah! Thanks God! I’m the real mebengers in this world! Hahaha..
Selama mpet-mpetan, gue berusaha menjaga hape dan dompet aman, karena ngeri dicopet.. Tangan gue masukin satu, dan satunya pegang pegangan di atas.. Mbak-mbak depan gue berisik banget kayak gak pernah naik bus kota..
Sekali ngerem..
Mbak depan gue: Astaga! GUe hampir aja nabrak lo..
Mbak satu lagi : Iya ini, klo lo nabrak gue, pasti gue nabrak mas ini, dan mas ini nabrak mas ini, mas yang kedua ini kemudian nyenggol mbak itu, mbak itu kemudian jatuh dipangkuan bapak-bapak yang disebelahnya ada istrinya.. Bisa perang dunia dah.. hehehe
Buseet.. itu mbak-mbak berspekulasinya jauh amet ya, tenang aja mbak semua aman terkendali asal mbak gak cerewet begitu.. wkwkwkwk.. Entah percakapan tuh mbak-mbak didenger yang lain atau gk, yang jelas mereka tetep ngikik ngebayangin imajinasi aneh mereka…
Lalu setelah gue turun, gue baru sadar di seberang gang gue ada tmpt makan enak bangets! Gue nyoba kesana dan beh! Kenyang bukan main tapi hanya 12 500… nasi ayam goreng.. Coba gue habisin di restoran all you can eat, udah 100 ribu baru dapet makan sekenyang itu jg kali ya.. hahaha.. jogja muemang top deh.. dan malam ini  gue hanya tepar dan siapin krs-an bsok.. Berharap besok akan lebih seru lagi daripada hari ini ! Karena GMCO-ers kembali berkumpul esok hari!!!

Kamis, 30 Agustus 2012

DKJ novel Competition 2012

Long Time I wasn't blogging in this blog.. Huft..
I'm sorry, because I'm very busy with my new novel.. What is the tittle of that novel?
El and The Guardian Angels..
How about story inside it? I think I can't tell you about this story.. Because El and Guardian Angels had participated in DKJ's Novel Competition 2012.
Please pray for my novel guys.. I hope I can take a part as 4th greatest novel on this Competitions! AMEN! ^^
That's my new entri, I hope I have some projects to start my new 6 months in Gadjah Mada University! Good luck Guys, God bless you all!!

Note: I and my friends wanna create the Writing Club in Gadjah Mada University, Do you part of us? Join soon!! 

Sabtu, 11 Agustus 2012

Serenade Mimpi Here We Goes!


Salam Literasi kawan seluruh INDONESIA!!!


Serenade Mimpi adalah Antologi Cerpen Remaja yang terangkum sangat unik dan apik sekali. Dari 8 cerita yang disampaikan dalam Antologi ini, kedelapan-delapannya adalah cerpen yang sangat bagus karena salah dua dari mereka merupakan peraih karya terfavorit Lomba Menulis Cerpen Remaja Tingkat Nasional yang diadakan PT Rohto 2010 dan 2011 silam. Kedua cerpen itu ialah AKAL KOLANG-KALING, dan KETUPAT SPESIAL.

AKAL KOLANG-KALING mengisahkan anak-anak jalanan yang berada di pinggiran jalan Kota Seni, Jogjakarta. Anak tersebut mengais-ais harapan yang tak pernah kunjung datang hingga ia nekad mengakhiri hidupnya yang penuh derita itu. Dari cerpen ini akan membuat pembaca akan merasakan emosi yang dirasakan oleh anak itu. Ditambah lagi saat adik kecilnya melihat kakaknya yang putus asa.

Lalu pada KETUPAT SPESIAL, diangkat tema pluralisme. Sepasang kekasih yang berbeda agama dan masih muda. Mereka menikmati indahnya berpacaran walau keyakinan mereka berbeda. Saat Idul Fitri, laki-laki yang bernama Algon dalam cerita tersebut memberikan hadiah untuk kekasihnya yang muslim. Hadiah tersebut adalah hadiah yang sederhana namun bermakna sangat dalam untuk hubungan mereka selama ini. Namun di tengah hiruk pikuk halal bihalal ternyata kekasihnya itu hilang. Dan ia mencarinya. Sampai suatu hal ternyata terjadi di hadapan mereka.

Kisah ini cukup mengharukan dari beberapa pembaca yang pernah merespon di beberapa media. Sangat bagus juga dan sempat di-like oleh di Jejaring Sosial seperti Facebook dan Twitter. Dan di Kompasiana pernah di-like beberapa pengakses juga. Ditambah 6 cerpen lain, dan satu cerpen spesial menunggu di akhir Antologi ini

Berikut Testimoni dari para pembaca cerpen:

Medisa Primasari  Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 2011:
            "Cerpen-cerpen yang dirangkai di dalam sini puitis, dan pemilihan diksinya bagus. Ditambah alur ceritanya yang pas."

Nisha Violyta Jurusan Management UPH 2011
            "Damar mampu berimajinasi tinggi tidak hanya drama saja ternyata tetapi juga dalam tulisan. Alurnya juga jelas dan pasti ada akhir yang tak disangka."

Gisella Sunyi Paradewari Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma 2011
            "Cerita-cerita pendeknya bagus-bagus karangan Damar. Terutama yang tentang biola dan musik sangat kreatif dan unik. Dan ada banyak pengetahuan yang dibagi di dalamnya."

M. Haidar Razan Hilmi Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada 2011:
Keren! itu yang saya rasakan bahkan sejak membaca paragraf pertama.
Damar mampu melukiskan bahkan momen-momen yang sangat sederhana dalam untaian kalimat yang
"menyedot" pembacanya dalam pusaran kesyahduan. Seperti momen yang terlalu sederhana semisal "berkeringat dalam kamar kosan yang panas".(Cerpen Arpeggio Harmonic)
Kita dapat merasakan hal itu jikalau kita mampu meresapi segala aspek di luar dari nalar statis dan mulai mencari melankolia yang tercipta, seperti yang dilakukan penulis, keep up the good work!


Cuplikan Akal Kolang-Kaling:
“Ndul, kamu ini tak punya hati apa masak menyuruh anak sekecil itu untuk nyari uang?” tukasku kepada Bedoel yang adalah teman mengamenku di sekitar selokan Mataram ini.
            “Ben lah, sing penting aku iso dapet duit!” serunya tanpa kasihan dengan bahasa jawanya yang agak kasar.
            “Iku kui adhimu, ndul! Ra nduwe isin kowe,” balasku sambil mendorongnya. Kesal sekali jelas. Bagaimana tidak sahabatku yang dari kecil ini menyuruh adiknya mengemis di perempatan biasa kita ngamen.
            “Heh, Jo! Kowe ra ngerti tho? Orang Jakarta itu kalo ngeliat kita ngamen biasa! Disana juga banyak! Tapi kalau ngeliat adikku ini, pasti pada kasihan dan ngasihnya makin okeh!” serunya tak berperasaan. Bagaimana tidak, adiknya saja umurnya belum sampai 4 tahun masak iya sudah disuruh mengemis? Dalam hatiku, aku ingin sekali menampar Bedoel agar ia sadar dari kegilaan akan uang ini.
            “Ndul, sing penting itu bukan duite! Tapi jiwa kamu sebagai masnya itu sudah tidak ada jika kamu hanya menjadikkan adik kamu pengemis!” tukasku kesal langsung menusuk hati nurani Bedoel.
            Bedoel terdiam. Sepertinya aku telah berhasil menampar pikirannya agar sadar. Ia pun berdiri dari trotoar jalanan tempat duduk. Ia pun menatapku dengan pandangan yang agak aneh.
                Cerpen ini mengisahkan cerita anak jalanan di pinggiran kota Jogja. Anak tersebut tak terima akan nasibnya sebagai anak jalanan. Untung saja ada temannya yang selalu setia menemani anak itu. Cerpen ini menjadi salah satu Karya Terfavorit LMCR 2011 kategori Umum tingkat Nasional.



Cuplikan Ketupat Spesial:
    Beberapa hari kemudian, malam takbiran telah tiba. Karena Lebaran besok akan tiba. Aku tahu bahwa Azizah dan ibunya pasti sibuk membuat ketupat lebaran buat besok. Begitu juga dengan aku, aku juga ingin membuat sebuah ketupat spesial buat Azizah. Malam itupun aku yang sudah mempersiapkan bahan-bahannya siap membuatnya bersama dengan adikku, Anastasia. Butuh waktu yang cukup lama untuk membuatnya. Untung saja malam itu aku berhasil membuat satu bakul ketupat spesial.
Esok harinya, aku menunggu shalat idul fitri selesai. Karena habis itu aku hendak ke rumah Azizah untuk bersilahturahmi. Ayah dan ibuku yang sedang pergi ke luar kota tak sempat pulang untuk berlibur lebaran bersamaku. Cukup sedih memang, karena mereka tak bisa menemui keluarga Azizah untuk bersilaturahmi.
Beberapa menit kemudian, seluruh umat muslim sudah keluar dari masjid, tanda shalat sudah selesai. Aku merubah rencanaku. Aku berlari ke luar rumah bersama adikku, dan menunggu Azizah dan keluarganya lewat. Banyak sekali tetanggaku yang lewat. Sehingga aku menyalami mereka dan bersilahturahmi dengan mereka yang lewat. Tak lama kemudian aku melihat sesosok malaikat kecil berkerudung putih memancarkan senyumnya yang manis kepadaku. Ialah Azizah. Ia mendekatiku dan menyapaku
Cerpen yang bertemakan pluralisme ini pernah memenangkan karya terfavorit di LMCR 2010 kategori pelajar SMA yang diadakan Raya kultura bimbingan Ibu Naning Pranoto. Beliau adalah Pengajar Creative Writing sekaligus Juri dalam lomba ini.
Cerpen ini mengangkat kisah cinta dua pelajar yang berbeda agamad dan bagaimana mereka menjalin hubungan bersama.



Cuplikan cerpen Serenade Mimpi:
Bulan berdiri diam di angkasa sana. Meratapi nasibnya yang malang di tengah kegelapan. Begitu juga bintang tampak seperti butiran pasir di lautan kegelapan semesta. Sama halnya di kota ini. Sungai jalanan mengalir deras secara laminer. Mobil-mobil yang hilir mudik di hadapanku tidaklah lebih dari sebuah partikel kecil di saluran ini. Motor apalagi. Gedung-gedung yang berbanjar rapi di seluruh penjuru kota adalah bongkahan-bongkahan batu  jika dlihat dari atas pada siang hari. Apalagi aku. Aku tidaklah lebih dari sebuah amoeba yang berukuran nano.
            Kini aku berdiri di bawah sebuah lampu merah yang merana. Kulihat dingin mencekik setiap pori-poriku.  Wajar aku hanya mengenakan singlet putih yang lusuh. Dengan topi , dan celana aku berkelana di malam yang ramai ini. Demi mencari emas-emas kecil.
            “Mantur nuwun, bu,” tukasku ketika aku selesai mendendangkan gitarku yang kecil ini. Ya, benar aku seorang pengamen jalanan.
            Debu yang tak kelihatan diam-diam menghantam selaput mataku. Aku pun sering sekali mengusap mata disaat lampu lalu lintas menyala hijau.
            Sungguh sedikit sekali hasil tambangku kali ini. Emas yang kuperoleh tidaklah seberat biasanya.  Wajar dewasa ini, banyak orang berpikir bahwa pengemis tidaklah lebih dari seorang pemalas yang tidak bekerja. Atau bahkan banyak orang berpikir pengamen adalah anak-anak yang dipaksa bekerja mencari nafkah oleh orang-orang tuanya yang malas.
Cerpen ini mengajarkan bagaimana kita bisa menghargai buku sebagai ilmu dengan banyak mempelajarinya. Karena mereka yang belum bisa mencicipi buku sangat menginginkannya demi mengubah nasib mereka. Dan kita harus bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan YME yaitu karunia untuk belajar di Sekolah atau Universitas yang kita inginkan.

Sabtu, 23 Juni 2012

10 film wajib ditonton selama liburan.. ^^


Metrotvnews.com, Jakata:
Sejumlah film musim panas Hollywood segera dirilis dan bisa disaksikan di bioskop Indonesia dalam waktu dekat. Musim panas ini, film-film Hollywood diwarnai aksi superhero.



Satu di antaranya adalah "The Amazing Spider-man" yang akan dirilis di Amerika Serikat pada 3 Juli mendatang. Di film Spiderman kali ini, peran Toby Maguire digantikan oleh Andrew Garfield.


Film lainnya yang segera dirilis adalah sang manusia kelelawar Batman "The Dark Knight Rises". Berbeda dengan Spiderman, Batman masih dilakoni Christian Bale. Film ini juga akan dirilis bulan Juli.


Sementara kisah pertarungan manusia dan alien membela bumi diangkat sutradara Ridley Scott dalam "Prometheus". Film ini akan dirilis tanggal 8 Juni mendatang.


Film lainnya yang akan segera beredar adalah aksi Will Smith dan Tommy Lee Jones yang akan kembali dalam "Men in Black 3". Kemudian di bulan Juni dan Agustus akan ada "Gijoe: Retaliation" dan "The Expendables 2".


Sedang Kristen Stewart dan Charlize Theron akan bertarung dalam "Snow White and The Huntsman".


Bagi Anda penggemar Cameron Diaz bisa segera menyaksikan akting sang aktris dalam film yang diadaptasi dari buku panduan kehamilan "What to Expect When You're Expecting". Di film itu, Diaz beradu akting dengan Jennifer Lopez. Film ini akan dirilis 2 minggu lagi di AS.


Di genre komedi, penggemar Sacha Baron Cohen akan segera dikocok perutnya dalam film "The Dictator".


Sementara Johnny Depp kembali berkolaborasi dengan sutradara kawakan Tim Burton dalam film "Dark Shadows".


Bagi anak-anak, musim panas ini juga dapat menyaksikan "Madagascar 3: Europe's Most Wanted" dan "Ice Age: Continental Drift". Studio Animasi Pixar juga memperkenalkan karakter perempuan pejuang yang akan menghibur Anda melalui film animasi "Brave".(DSY)